Jumat, 05 Agustus 2011

CERPEN CANTIK CITRA 3 - Sahabat harta paling berharga

Cathy lagi jatuh cinta. Setiap hari yang dibicarakan cuma Doni, Doni, dan Doni. Rasanya cuma itu yang penting. Bahkan sudah tiga kali Cathy membatalkan janjinya bersama the Chikitas. 


Hari ini mereka janjian berkumpul di rumah Keisha untuk me-recycle baju lama menjadi summer dress untuk dipakai ke acara ulang tahun sekolah yang bertema pantai, dan seperti kemarin-kemarin, Cathy belum muncul-muncul juga.

Jangan-jangan dia nggak datang lagi, itu yang pertama kali terlintas di kepala Keisha. “Ini nggak bisa dibiarkan,” kata Keisha dengan sebal. “Gue takut Cathy bakal patah hati kalau begini terus. Si Doni itu kan favorit semua orang. Berarti Cathy mesti bersaing sama semua cewek single di sekolah kita ini! Mana si Doni gayanya cuek banget begitu. Gimana kalau ternyata Doni cuma memanfaatkan Cathy aja? Inget nggak waktu tiba-tiba dia bilang perlu pinjam catatan sejarah dan Cathy langsung pergi meninggalkan kita demi memberikan catatan itu ke si Doni?”

“Ih… gue jadi emosi mengingat itu!” sahut Maura.

“Menurut lo, apa yang membuat Cathy sampai segitu tergila-gilanya?” tanya Maura lagi tanpa menyembunyikan nada heran di suaranya.

Keisha langsung menoleh, “Fakta bahwa si Doni itu cakep, juara olimpiade matematika, dan 
kemana-mana pakai sepeda lipat emang nggak cukup, ya?”

Maura menghembuskan napasnya dengan frustrasi. “Kita harus menyelamatkan Cathy,” katanya serius. “Apalagi, gue dengar-dengar… Si Sandra ketua OSIS kita juga naksir Doni!”

Baru juga dibicarakan, tahu-tahu Cathy muncul. Wajahnya bercahaya, tampak bahagia. Wajah orang jatuh cinta.

“Kirain nggak jadi dateng,” kata Maura jutek.

“Ya nggak mungkin dong!” sahut Cathy cepat. “Mau pake baju apa gue ke ulang tahun sekolah besok?”

Maka the Chikitas pun bersatu kembali. Semua mengeluarkan baju lama yang akan di-redesain. Gunting dan berbagai pernak-pernik pemanis seperti kancing dan renda berserakan di sana-sini. Cathy sibuk menceritakan “sejarah” munculnya summer dress. 


Ternyata Cathy tetap Cathy yang sama. Yang ketawanya keras dan selalu tertarik pada segala hal. Bayangkan saja, dia tahu sejak kapan summer dress mulai digemari!

“Ternyata lo nggak berubah,” kata Maura lega ketika mereka sudah mulai memotong dress lama menjadi summer dress yang cantik-cantik. “Kirain sibuk mengejar gebetan sudah mengubah lo.”

Cathy tertawa keras. “Yang benar aja!” katanya sambil berputar di depan kaca, mematut-matut summer dress warna kuning yang baru saja “jadi”.

“Itu yang mau kita bilang,” potong Maura. “Kita nggak mau kehilangan elo, karena si Doni. 


Gimana kalo ternyata dia nggak seserius itu? Gimana kalo dia punya banyak gebetan? 


Gimana kalo dia ternyata play boy yang akan mempermainkan elo?”

Cathy tersenyum lebar. “Gue kan punya kalian. Sahabat terbaik yang akan selalu menjaga gue. Cowok boleh datang dan pergi, sahabat sejati seperti kalian pasti akan ada selamanya.”
Maura dan Keisha berangkulan dengan gembira.

“Tapi lo kelihatan bercahaya. Pasti karena jatuh cinta…”
Cathy tersenyum penuh arti.

“Bahkan bahu lo tampak bercahaya!” kata Maura lagi, sambil menepuk bahu Cathy.

“Ini sih bukan karena cinta!” kata Cathy sambil tertawa. “Ini karena gue rajin pakai hand and body lotion, kaliii…”

“Ah, gue juga pake, tapi nggak kayak gitu hasilnya!” potong Maura lagi.

“Ya jelas hasilnya nggak sama, secara lo pake lotion juga jarang-jarang,” kata Keisha menambahkan.

“Gimana gue bisa pede pake summer dress kalau begini!” jerit Maura.

“Hand and body lotion harus dipakai rutin biar hasilnya kayak gini,” sahut Cathy meledek Maura.

“Pakai sekarang deh...” tambah Cathy sambil memberikan Citra Lasting White Extra Bubuk Mutiara Cina ke Maura.

“Iya..iya...” sahut Maura.

Mereka masih mematut-matut diri di depan cermin dengan summer dress yang baru saja jadi ketika terdengar bunyi bel pintu rumah. Seseorang membukakan pintu. Tak lama kemudian, mama Keisha mengetuk kamar.

“Ada yang mencari Cathy,” katanya sambil mengedipkan mata.

“Siapa?” the Chikitas bertanya serempak.

“Keluar saja deh,” jawab mama Keisha penuh arti. “Yang nyari ganteng!”

Ditemani Keisha dan Maura yang penasaran, Cathy berlari ke ruang tamu, masih dengan summer dress yang sedang dicobanya.

Dan di sana, di ruang tamu rumah Keisha, tampak Doni sedang berdiri dengan senyuman mautnya. “Aku tadi ke rumahmu, katanya kamu ke sini,” katanya dengan tatapan tertuju pada Cathy. Dia lalu mengangguk sekilas ke arah Keisha dan Maura yang berdiri dengan tegang di belakang Cathy.

“Ada apa?” tanya Cathy dengan suara bergetar, girang tapi grogi.

“Mau pulangin ini,” kata Doni sambil menyerahkan buku catatan sejarah Cathy. “Dan… mau memastikan... apakah kamu bersedia pergi ke pesta ulang tahun sekolah bersamaku?”

“Astaga…” Maura menutup mulutnya yang melongo. Sirik sekaligus girang.

Cathy mengangguk. Mukanya memerah karena malu. Tapi kemudian dia teringat sesuatu dan menggeleng cepat. “Tapi aku akan pergi bersama teman-temanku!”

“Oh, tidak, tidak! Kita nggak usah barengan!” potong Keisha cepat. “Gue akan pergi sama Maura. Berdua saja.”

“Dia akan pergi bersama lo!” kata Maura pada Doni cepat-cepat.

Melihat itu Doni tertawa. “Kalian the Chikitas memang selalu saling mendukung ya? Jadi 
bagaimana kalau kita pergi bersama-sama saja?”

“Dan membuat lo jadi seperti raja minyak dengan 3 selir? No Way! Silahkan pergi berdua saja,” sahut Keisha lagi. Membuat Doni tertawa makin kencang.

“Terima kasih kalau begitu. Aku pamit saja. Sampai malam minggu. Aku jemput pukul 7, ya?”

Cathy mengangguk bahagia. Senang dan nggak percaya, ternyata Doni bukan sekedar mimpi.
****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar